PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah
satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami
(D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan (Wikipedia,
2007).
Glukosa (C6H12O6, berat molekul
180.18) adalah heksosa—monosakarida
yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima
karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut
"cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam.
Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom
kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu
gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH
7 (Wikipedia, 2007).
Glukosa
merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat
menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak
digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal
yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa,
dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara
nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi
atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya
laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang
kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan,
gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy),
kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein (Wikipedia, 2007). Tes Darah
UREA DARAH
Ada beberapa tes darah yang dapat
membantu menilai fungsi ginjal:
- Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN).
Urea adalah produk samping dari metabolisme protein. Bahan ampas ini
dibentuk oleh hati, kemudian disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam
air seni oleh ginjal. Tingkat BUN dalam darah dapat menandai masalah
ginjal, tetapi karena juga dipengaruhi oleh fungsi hati (lihat Lembaran Informasi (LI) 135), tes
harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran kreatinin, yang lebih khusus
menandai masalah ginjal.
- Kreatinin. Tes ini mengukur tingkat
kreatinin (lihat di atas) dalam darah. Karena tingkat kreatinin hanya
sedikit dipengaruhi oleh fungsi hati, tingkat kreatinin yang tinggi dalam
darah lebih khusus menandai penurunan pada fungsi ginjal.
- Tes lain. Pengukuran tingkat zat lain,
yang seharusnya diatur oleh ginjal, dalam darah dapat membantu menilai
fungsi hati. Zat ini termasuk zat natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
kalsium, magnesium, fosforus, protein, asam urik dan glukosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar